Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Adab, Tata cara, Larangan bergaul dengan orang yang lebih tua

ADAB BERGAUL DENGAN ORANG YANG LEBIH TUA

1). Pengertian Orang yang Lebih Tua

Islam telah menganjurkan pemeluknya untuk menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi sosok yang lebih muda, dalam kamus bahasa Indonesia orang yang lebih tua yaitu orang yang dipandang tua atau berpengalaman seperti orang tua, para pemimpin dan para penasihat, misalnya seperti orang tua yang memiliki peran yang sangat penting dalam membesarkan anaknya.

Orang tua adalah orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu.

Orang tua memiliki kedudukan yang sangat mulia sehingga Allah memerintahkan kita untuk berbakti kepada keduanya, hal ini dijelaskan dalam QS. Luqman (31):14.

BACA JUGA : PENGERTIAN|CIRI CIRI|NILAI NILAI TOLERANSI

Orang yang lebih tua harus dihormati karena mereka adalah sumber keberkahan dan memiliki banyak pengalaman, lebih matang dalam berpikir dan menimbang sesuatu serta tidak terburu-buru dalam memutuskan sesuatu.

Berbeda dengan para pemuda yang cenderung lebih emosional, terburu-buru dan masih kurang pengalaman.

Bagi seseorang orang tua khususnya Ayah adalah figur yang diteladani, dari sosok ayah inilah pengarai anak terbentuk, sudah merupakan keharusan bagi seorang anak untuk menghormati ayah yang dijadikan teladan tersebut.

Sementara Ibu adalah juga salah satu dari kedua orang tua, ibu merupakan tumpuan kasih sayang seorang anak, terdapat ungkapan yang menyatakan bahwa kasih ibu sepanjang jalan.

Perbandingan seorang ibu dengan ayah yaitu adalah 3 berbanding 1 khususnya dalam perhatian dan kasih sayang.

Pernah suatu ketika seseorang mendatangi Rasulullah SAW bertanya siapa yang harus dihormati.

Selain orang tua yang melahirkan sebagai orang yang dituakan, guru juga termasuk orang yang dituakan, oleh karena itu menghormati guru dan mematuhi nasehat-nasehatnya adalah kewajiban bagi kita.

BACA JUGA : AMAL SHALIH YANG DI TERIMA ALLAH SWT

Guru merupakan pengganti orang tua di rumah, ia telah menanamkan saran dan nasehatnya kepada kita, oleh karena itu melaksanakan perintahnya yang tidak bertentangan dengan Al Quran dan Hadits merupakan kewajiban bagi kita.

Sebagai seorang murid menghormati guru dengan menerima pengajarannya secara ikhlas dan dengan hati gembira.

2). Tata Cara Bergaul dengan Orang Yang Lebih Tua

a). Berlaku sopan

Orang Beriman akan menunjukkan perhatian kepada orang yang lebih tua khususnya kepada kepada orang tua yang telah melahirkannya dan memperlakukan mereka dengan rasa hormat, menanamkan kasih sayang bagi mereka, memperlakukan mereka dengan baik, dan berusaha menyenangkan hati mereka dengan perilaku baik dan bijak.

Demikian pula pergaulan kita dengan guru, bergaul dengan guru yang umumnya lebih tua dari kita berarti bergaul dengan orang yang berpendidikan atau orang yang berilmu

Apabila kita berperilaku sopan kepadanya, niscaya ia akan senang dan mendoakan sehingga ilmu yang didapatkan menjadi ilmu yang bermanfaat.

Perhiasan Ilmu adalah rendah hati dan kesopanan, oleh karena itu siapa pun yang bersikap rendah hati dan berlaku sopan secara ikhlas, niscaya Allah SWT akan mengangkat derajatnya dan dicintai oleh orang lain.

BACA JUGA : ADAB BERGAUL DENGAN LAWAN JENIS

Sebaiknya siapa saja yang berlaku sombong dan tidak sopan apalagi terhadap gurunya, maka ia tidak akan dihargai oleh orang lain karena Allah SWT tidak menyukainya.

b).  Berkata Santun

Salah satu Bentuk Sikap santun kepada orang tua atau orang yang lebih tua adalah jangan bersuara lebih keras dari suara mereka, memutus pembicaraan, berbohong, mengejutkan mereka saat sedang tidur atau meremehkan.

Penghormatan kepada orang yang lebih tua juga adalah guru, sikap yang baik terhadap guru misalnya berkomunikasi dengan guru secara santun dan lemah-lembut.

Ketika guru keliru, baik khilaf atau karena tidak tahu, sementara murid mengetahui, maka seorang murid hendaknya menjaga perasaan agar tidak terlihat perubahan wajahnya.

Hendaknya menunggu sampai guru menyadari kekeliruannya, bila setelah menunggu tidak ada indikasi guru menyadari kekeliruan, maka murid mengingatkan secara halus.

Dalam hal ini seorang murid hendaklah tidak bersuara keras atau mentang-mentang dan merasa lebih pandai dari gurunya, sebab kepandaian yang didapat sekarang didapat dari gurunya.

c). Menolak Dengan Halus Perintah Buruk

Dalam hal tertentu mungkin orang tua atau orang yang lebih tua melakukan hal-hal yang kurang sesuai dengan ajaran agama.

BACA JUGA : MATERI TENTANG ADAB BERDOA

Orang yang lebih tua yang berperilaku buruk adalah orang tidak menanamkan nilai-nilai yang baik sehingga anak atau orang yang lebih muda tidak memberikan apresiasi kepadanya.

Meskipun demikian siapa saja yang mendapati hal seperti ini, maka hendaknya ia menolak dengan cara bersikap sopan dan berkata santun sehingga mereka merasa tidak dilecehkan dan pada saat bersamaan hendaknya mendoakan para orang tua tersebut untuk tidak melakukan kegiatan buruk tersebut.

Perilaku Buruk tersebut bisa jadi terkait dengan persoalan akidah atau kegiatan buruk lain yang melanggar nilai dan norma kemasyarakatan, misalnya mempunyai perusahaan pengoplos minuman keras atau kegiatan lainnya.

Oleh karena itu jangan sekali-kali membantah perintah orang tua atau orang yang lebih tua dengan nada kesal sebab hal tersebut tidak akan membuahkan hasil

 Hal yang harus dilakukan adalah menghadapinya dengan tenang dan penuh keyakinan serta percaya diri.

d). Menghormati Dengan Ikhlas

Termasuk cabang iman adalah mencintai dan menghormati orang yang lebih tua dari kita, terdapat hadits dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW menjamin Surga bagi umatnya yang menghormati orang yang lebih tua dengan penuh rasa hormat.

BACA JUGA : PENGERTIAN NIFAQ DAN CIRI CIRI NIFAQ

Berbuat baik kepada kedua orang tua harus diupayakan secara maksimaln jika anak ingin memberikan sesuatu kepada orang tuanya, maka berikanlah yang terbaik sebab yang terbaik saja belum tentu seimbang dengan jerih payah dan pengorbanan keduanya.

e). Mendahulukan Orang yang Lebih tua

Mendahulukan orang lain apalagi kepada orang yang lebih tua dalam hal-hal duniawi sangat dianjurkan oleh agama., perangai ini juga dilakukan oleh para sahabat, perilaku mendahulukan orang tua telah dicontohkan oleh Ali bin Abi Thalib.

Suatu hari Ali bin Abi Thalib ra terburu-buru keluar rumah untuk menunaikan Shalat subuh berjamaah di masjid Nabi, di tengah perjalanan ia berjumpa dengan seorang lelaki tua kaum Yahudi.

Lelaki tua itu berjalan menuju arah yang sama dengan Ali, karena keluhuran akhlaknya Ali bin Abi Thalib RA tidak mau mendahului sosok Yahudi tersebut walaupun ia berjalan lamban.

3). Larangan Bergaul dengan Orang Lebih Tua

a). Melawan atau Durhaka

Durhaka berarti tidak setia atau berkhianat, kebalikannya adalah berbuat baik kepada kedua orang tua.

Tidak ada alasan bagi seorang anak untuk durhaka kepada kedua orang tuanya, kepatuhan anak kepada kedua orang tuanya ada pada segala hal yang diperintahkan olehnya.

Siapa saja yang durhaka kepada kedua orang tuanya, maka Allah SWT akan melaknat dan mengharamkan surga baginya.

b). Bersikap Arogan

Arogan dalam kamus bahasa Indonesia berarti sombong; congkak, angkuh, mempunyai perasaan atau superioritas yang dimanifestasikan dalam sikap suka memaksa atau pongah.

Sikap Arogan merupakan kesombongan diri terhadap orang lain karena seseorang merasa memiliki kelebihan dalam hal kekayaan, kepandaian, ketampanan, kecantikan, kekuatan fisik yang semata-mata untuk menutupi kelemahannya.

Sikap arogan akan menutup mata hati seseorang dalam menerima kebenaran.

Kesombongan akan membuat manusia ingkar terhadap kebenaran, hal itu dilakukannya tiada lain karena sifat congkak dan takabur.

BACA JUGA : ADAB BERGAUL TERHADAP ORANG YANG LEBIH TUA DAN TATA CARA...

Misalnya seorang anak yang sudah merasa lebih pandai daripada orang tuanya akan bersikap tidak peduli terhadap nasihat yang diberikan oleh orang tua.

Post a Comment for "Adab, Tata cara, Larangan bergaul dengan orang yang lebih tua"